Seni Musik Cina

Seni Musik Cina – Musik Cina adalah hasil budaya yang secara esensial diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat Cina di masanya untuk mengekspresikan diri mereka baik dari segi ekonomi, politik, artistik, sosial, keyakinan dan kebutuhannya. Seorang peneliti musik Cina, Corbett Smith, menyatakan bahwa musik Cina dapat menghadirkan rasa keingin tahuan, seperti berikut ini:

Dalam perkembangan musik yang ada di Cina, secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Sebelum musik Cina berakulturasi dengan musik Barat, musik tersebut bisa dikelompokkan ke dalam musik tradisional. Sesudah dipengaruhi oleh musik Barat, musik tersebut dapat dikelompokkan ke dalam musik modern. https://beachclean.net/

Seni Musik Cina

Musik Tradisional Cina

Pada dasarnya sebutan musik tradisional cina dapat mengacu pada istilah berikut: musik rakyat (民乐), alat musik Cina (中国器乐), dan musik suku bangsa Cina (民族音乐).

Latar Belakang Musik Tradisional Cina

Pada masa Dinasti Xia 夏 (2070-1600 SM), masyarakat Cina menggunakan musik hanya sebatas sebagai pengiring upacara ritual kegiatan sembahyang kepada dewa. Kemudian mulai berkembang pada Dinasti Shang 商 (1600-1046 SM) dan Dinasti Zhou 周 (1046-256 SM), tercatat bahwa musik tidak hanya digunakan pada saat upacara sembahyang saja, namun juga digunakan di istana dalam situasi dan kegiatan tertentu.

Musik pada Dinasti Qin 秦 (221-206 SM) telah mencapai tingkat yang lebih tinggi. Ditunjukkan dengan adanya suatu jenis musik yang disebut dengan yayue (雅乐), yaitu musik dengan melodi lembut dan merdu, yang dianggap sebuah jenis musik yang berkelas tinggi. Selain yayue, pada saat Dinasti Qin ini pula mulai dikenal alat musik dalam kategori jin (金), si (丝), shi (石), zhu (竹), pao (匏), tu (土), dan ge (革).

Pada masa Dinasti Han 汉 (206SM-220M), perkembangan perdagangan mempengaruhi perkembangan musik. Dengan adanya transportasi serta banyaknya pedagang asing yang masuk keluar Cina, turut juga membawa pengaruh pada musik lokal. Untuk menjaga kelestarian musik lokal, kaisar pun memutuskan untuk mendirikan yuefu (乐府), yaitu suatu badan yang bertugas untuk memenuhi segala urusan yang berkenaan dengan musik. Salah satu alat musik yang berkembang pada dinasti ini ialah guzheng (古筝). Guzheng berasal dari Dinasti Qin, namun menjadi populer di seluruh penjuru negeri, terutama di daerah perkotaan justru ketika Dinasti Han.

Begitu pula dengan Dinasti Jin 晋 (265-420), musik yang berkembang pada saat ini, adalah musik dari Dinasti Han yang mulai berasimilasi dengan musik-musik asing, dengan sistem nada-nada yang tidak asli Cina. Pada masa ini pula Cina mengenalkan pertunjukkan musik solo.

Setelah Dinasti Sui 隋 (581-618) berhasil untuk menyatukan seluruh negara, maka terjadi percampuran musik dari seluruh wilayah, baik selatan, barat dan tengah. Percampuran tersebut membentuk sebuah musik baru yang pada masa itu disebut dengan sebutan faqu (法曲). Faqu memiliki karakteristik yang unik, berbeda dengan musik yang dipakai untuk ritual keagamaan, karena memiliki tingkat musikalitas yang cukup tinggi.

Pada masa Dinasti Tang 唐 (618-907) ekonomi, politik dan budaya Cina telah berkembang pesat. Perdagangan, perjumpaan dengan pedagang asing, misionaris agama, utusan negara-negara asing dan lain-lain, memberikan kontribusi besar dalam perkembangan budaya Cina, termasuk musik. Para musisi asing secara tidak langsung memperkenalkan musisi Cina agar tidak hanya memberikan tontonan hiburan, namun juga menyuguhkan musik dengan musikalitas yang baik. Oleh karena itu, didirikanlah sebuah akademi musik Cina pertama, Liyuan (梨园), tempat pengembangan banyak musisi dan penari. Di masa ini, puisi-puisi karya penulis ternama banyak yang digubah menjadi sebuah lagu yang kemudian menjadi populer di masyarakat.

Pada masa Dinasti Song 宋 (960-1368), tingkat industri yang ada di Cina sangat tinggi, sehingga melahirkan kelas masyarakat baru, yaitu kelas borjuis. Kelas borjuis mendapatkan kemudahan untuk mengenyam pendidikan. Hal tersebut juga berdampak pada perkembangan seni, baik musik, lukisan, drama dalam arah yang lebih modern.

Perkembangan musik pada Dinasti Ming 明 (1368-1644) dan Dinasti Qing 清 (1644-1911) sangat penting, tidak hanya untuk periode ini saja, namun juga bagi keseluruhan sejarah perkembangan musik Cina. Sebab apresiasi masyarakat pada periode tersebut terhadap musik, sangat besar. Perkembangan pesat terjadi terutama pada daerah perkotaan, seperti Beijing, Suzhou dan Yangzhou. Biasanya, musik yang digemari oleh masyarakat adalah kumpulan lagu rakyat, baik dari desa ataupun yang sudah diaransemen mengikuti selera kota. Terdapat beberapa bentuk tampilan musik yang berbeda pada periode ini, yaitu musik yang ditampilkan di ruangan terbuka, sehingga suaranya sangat keras, menggunakan berbagai jenis gong dan drum. Tapi uniknya pertunjukkan ini bukan musik yang menjadi objek tontonan utama, melainkan dipertontonkan untuk menarik perhatian orang banyak untuk membeli barang dagangan, seperti obat dan sebagainya.

Sejak pembangunan pesat terjadi di kota-kota besar, maka terjadi pula kontak budaya dengan bangsa luar, yang menandai dimulainya sejarah musik modern Cina.

Musik Populer Cina

Istilah musik populer, pertama kali dikemukakan pada tahun 1855, oleh seorang bernama William Chappel, dalam karangannya yang berjudul Popular Music of the Olden Times. Banyak kriteria untuk menggolongkan sesuatu menjadi populer, mulai dari penjualan album, sukses tidaknya penyelenggaraan konser, jumlah pentas, pemutaran lagu baik di radio maupun televisi, sampai berapa besar dampaknya terhadap masyarakat. Menurut sejarawan musik Amerika Serikat, Charles Hamm, musik populer adalah musik yang bersifat sekuler, diciptakan dan dipentaskan secara langsung, atau pun musik yang didengarkan melalui rekaman musik oleh pendengarnya. Definisi lain menurut The Groove Concise : Dictionary of Music (1994), musik populer adalah musik yang diciptakan dengan tujuan menghibur pendengarnya dalam jumlah yang besar seiring berkembangnya komunitas urban sebagai dampak dari industrialisasi. Banyaknya definisi yang ada membuat Roy Shuker mencoba memberikan definisi yang berbeda-beda, dengan konsentrasi di tiga bagian, yaitu berdasarkan:

Seni Musik Cina1

1) Kata populer:

Jika sesuatu dikatakan populer, maka pasti banyak orang yang mengetahuinya. Jika musik dikatakan populer, berarti banyak orang yang mendengar dan menikmatinya. Namun, kriteria untuk menjadi populer dapat bermacam-macam, berdasarkan kualitas dan kuantitasnya. Saat ini, kategori populer telah mendunia. Artinya, tingkat popularitas tidak mempedulikan wilayah, negara dan benua.

2) Segi komersil:

Musik populer sering dikaitkan dengan hal-hal yang komersil, itu adalah definisi bagi sebagian orang untuk memahami musik populer. Seperti kata Burnet, dalam bukunya, bila kita membicarakan mengenai musik populer maka kita berbicara mengenai hal-hal yang orientasinya komersil. Definisi bagian kedua ini, masih berkaitan dengan definisi sebelumnya tentang popularitas. Semakin populer seseorang, semakin tinggi tingkat komersialnya.

Contoh kaitan antara definisi pertama dan kedua ialah, sebuah grup musik bernama “A” yang memainkan sebuah aliran musik populer. Lagunya banyak diminati penikmat musik, sering diputar pada radio, televisi, dan juga tampil di banyak acara. Dengan demikian, banyak orang berlombalomba mendapat kesempatan untuk bekerja sama dengannya, sehingga nilai jual pun akan semakin tinggi.

3) Musik secara umum dan berdasarkan karakter non-musikal:

Pada bagian ini, Shuker mencoba melihat dari sisi musikalitas dan prosesnya setelah menjadi suatu produk budaya. Seperti ide atau gagasan seni, dengan eksistensi sebuah musik berdasarkan teori musik dan estetika. Kemudian, pendistribusian musik populer, pemasarannya terutama hasil karya dalam bentuk album.