Seni Musik Jepang
dartmouthdecibelles

Seni Musik Jepang

Seni Musik Jepang – Jepang ialah negara yang kaya akan sejarah yang menarik, khususnya untuk dunia musik dan tari. Negara Jepang ini sudah berhasil untuk menyelamatkan dan menghidupkan kembali tarian tradisional dan acara musik yang mungkin dapat punah tahun demi tahun seiring dengan perubahan budaya dan masyarakatnya. Hal tersebut benar, mengingat banyak negara yang ada di dunia tak merayakan sejarah budaya tradisional mereka sama seperti yang Jepang lakukan hingga saat ini.

Banyak dari kesenian tradisional ini yang benar-benar unik untuk Jepang dan juga sangat berbeda dari gaya internasional. raja slot

Jenis Tari Tradisional Jepang

Jepang sudah berpegang teguh pada banyak gaya tarian tradisional yang sudah berkembang selama berabad-abad. Anda bisa menemukannya pada berbagai festival dan acara sepanjang tahun dan di seluruh Jepang dan mungkin sedikit berbeda tergantung pada wilayah negara dimana tarian tersebut juga berasal. www.americannamedaycalendar.com

Terdapat banyak jenis tarian yang dijunjung oleh tradisi Jepang sejak pada dulu kala. Musik dan juga gaya penampilan dari tari-tarian ini sangat berbeda dari tari-tarian barat.

1. Bon Odori

Bon Odori ialah tarian tradisional asal Jepang yang biasanya ditampilkan pada festival musim panas (matsuri) dan yang disukai oleh penggemar lokal dan wisatawan!

Orang biasanya menggunakan baju kimono yang cantik dan juga menari dengan musik tradisional dengan berbagai langkah, gerakan dan jufa gestur. Anda mungkin melihat ratusan orang mengambil bagian dalam tarian ini sebab semua orang bisa berpartisipasi dan merayakan tarian ini.

Seni Musik Jepang

Sama seperti dengan namanya, tarian yang terkait dengan Festival Bon yang berlangsung tiap bulan Agustus dan juga diadakan untuk memperingati leluhur.

2. Nihon Buyo

Nihon Buyo ialah sebuah tarian asal Jepang yang sangat tradisional, dimainkan oleh para penari yang memakai kimono, serta memakai aksesoris tradisional seperti kipas dan juga tali.

Berbeda dengan Bon Odori yang sangat partisipatif, tarian ini juga ditampilkan di panggung sebagai bagian dari acara hiburan. Penari dilatih secara khusus untuk melakukan tarian ini dan juga diajarkan oleh guru tari yang disebut dengan shiso.

Tarian ini pada umumnya terkait dan tampil dengan musik latar Jepang. Gerakan dalam tariannya lamban dan juga mencakup gerakan dan juga gestur yang spesifik dan lembut.

3. Noh Mai

Noh Mai ialah gaya tarian yang unik dengan musik latar belakang Jepang yang dimainkan dengan kecapi dan juga gendang tradisional. Terkadang vokal ikut tergabung dengan musik juga.

Tarian tersebut dikoreografikan untuk menceritakan sebuah cerita dan biasanya ialah dongeng Jepang tradisional dan juga terkenal. Pelaku menggunakan berbagai kostum warna-warni dan terkadang tampil dengan topeng juga.

4. Kabuki

Kabuki mungkin salah satu tarian yang paling terkenal dalam hiburan tradisional yang ada di Jepang. Secara khusus, Kabuki ialah sebuah drama tari sebab menggabungkan tarian, nyanyian, akting dan juga seni.

Kabuki dilakukan kebanyakan di teater khusus kabuki, yang tersebar di negara ini. Kabuki juga sering menunjukkan kisah mengenai sejarah, gaya hidup dan juga masyarakat Jepang, serta bisa memberi pengalaman dan wawasan yang benar-benar autentik yang tak akan Anda didapatkan di tempat lain selain di Jepang.

Kabuki sudah menjadi bagian besar hiburan Jepang untuk waktu yang lama dan masih populer hingga sampai saat ini. Dengan kemajuan teknologi, pencahayaan, efek dan juga sebagainya, penampilan kabuki pun berkembang seiring dengan berjalannya waktu!

Musik dan Alat Musik Jepang

Musik Tradisional Jepang sering dikaitkan erat dengan gaya tarian yang berbeda, pertunjukan Kabuki dan juga berbagai instrumen musik di Jepang juga.

Bila Anda pergi ke kuil, kelenteng dan juga festival budaya, Anda dapat melihat banyak alat musik tradisional yang dimainkan oleh musisi dan juga memamerkan gaya musik tradisional yang masih merupakan praktik yang sangat umum dilakukan pada Jepang dalam era modern ini.

Sekarang kita akan melihat lima alat musik tradisional yang paling terkenal yang ada di Jepang, yang biasanya digunakan untuk memainkan kesenian musik tradisional Jepang yang sangat dicintai oleh negara ini!

1. Shamisen

Shamisen ialah instrumen tradisional yang sangat mirip biola. Bedanya, alat musik ini mempunyai leher panjang dan juga panjangnya sekitar satu meter. Alat ini juga mempunyai tiga senar dan biasanya terlihat pada acara musik tradisional dan juga festival yang ada di Jepang.

Mirip dengan alat penggesek biola atau bow, tongkat kayu yang disebut batchi dipakai untuk memainkan shamisen. Dalam sejarahnya, shamisen dipakai di pertunjukan kabuki sebab leher panjangnya menghasilkan suara panjang dan juga lincah sesuai yang dibutuhkan untuk lagu-lagu gaya kabuki. Alat ini juga dipakai pada pertunjukan boneka dan juga lagu rakyat.

Baru-baru ini, shamisen sudah digunakan di beberapa musik modern. Contohnya, grup musik Jepang populer Babymetal memakai shamisen di pertunjukan dan video musik mereka. Alat musik ini juga terkadang dipakai oleh seniman barat.

2. Shakuhachi

Shakuhachi ialah seruling bambu yang mempunyai 5 lubang. Awalnya diperkenalkan ke Jepang dari Cina, alat musik ini sangat populer pada jaman Edo. Instrumen tersebut sendiri bervariasi dalam ukuran dan mempunyai nada serbaguna yang memungkinkan para pemain untuk membuat berbagai macam irama dengan instrumen ini.

Instrumen yang terdengar indah secara tradisional dipakai oleh Biara Buddha Zen dan juga dipandang sebagai alat spiritual. Bermain instrumen ini bahkan dipandang sebagai latihan bermeditasi sebab berfokus pada teknik pernapasan yang lembut dan juga berirama.

Setelah Restorasi Meiji, shakuhachi lebih banyak dimainkan dan juga ditampilkan di acara kabuki dan pertunjukan tarian lainnya sebagai musik latar. Pada saat ini, alat musik ini juga ditampilkan dalam acara yang lebih modern dan bisa didengar dalam film terkenal, termasuk Jurassic Park, The Last Samurai, Memoirs of a Geisha, dan juga Braveheart.

Instrumen yang menenangkan dan juga indah ini masih populer sampai saat ini dan banyak orang yang ada di Jepang mempraktikkannya dengan harapan agar dapat menjadi seorang master shakuhachi!

3. Koto

Dinamakan sebagai instrumen nasional Jepang, Koto ialah instrumen yang terbesar diantara alat musik tradisional yang ada di Jepang, dengan panjang rata-rata sekitar 180 cm dan juga lebarnya 20 cm.

13 senar instrumen kayu ini digunakan dengan cara dipetik dengan jari tangan kanan. Jempol, jari telunjuk dan juga jari tengah dilengkapi dengan alat pemetik senar khusus yang disebut dengan tsume. String tangan kiri dipakai untuk mengatur suara dengan menekan senarnya, mirip dengan gitar.

Koto secara historis sering dimainkan oleh musisi buta sebab kemudahannya pada saat bermain, serta mempertahankan popularitasnya sampai pada zaman modern. Jepang masih membanggakan Koto hingga sampai hari ini, dengan banyak musisi yang menjadi koto master dan juga tampil di acara tradisional.

Seni Musik Jepang1

Koto juga sangat populer pada kalangan seniman rock psychedelic internasional pada tahun 1960-an dan 1970-an, ditampilkan dalam lagu-lagu oleh The Rolling Stones dan juga David Bowie, juga ditampilkan dalam lagu-lagu oleh artis rap Dr. Dre.

4. Wadaiko

Wadaiko yang disebut taiko ialah drum tradisional Jepang yang sangat dicintai oleh masyarakat Jepang. Instrumen ini sudah dipakai secara historis dalam prosesi militer dan juga dalam peperangan, seperti alat komunikasi, teater dan juga upacara keagamaan.

Alat ini mempunyai bentuk seperti bedug dan datang dalam berbagai ukuran dan bahan yang berbeda. Ada yang terlalu besar untuk digerakkan dan juga hanya diletakkan pada tempat di kuil dan tempat suci, sementara ada yang cukup kecil untuk diangkat dan dimainkan.

Pada saat ini, drum ini dapat dilihat di berbagai parade dan festival. Wadaiko juga dipakai dalam acara gerakan politik, sosial dan juga protes-protes lainnya, terutama oleh kelompok minoritas yang ada di Jepang.

Sejarah Musik Kpop
dartmouthdecibelles

Sejarah Musik Kpop

Sejarah Musik Kpop – Musik pop Korea pra-moderen pada pertama kali muncul pada tahun 1930-an oleh sebab masuknya musik pop Jepang yang juga turut memengaruhi unsur-unsur awal musik pop di Korea. Penjajahan Jepang atas Korea juga dapat membuat genre musik Korea tak dapat berkembang dan hanya mengikuti perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pengaruh musik pop barat mulai masuk dengan banyaknya muncul pertunjukkan musik yang diadakan oleh pangkalan militer Amerika Serikat di Korea Selatan.

Musik Pop Korea pada awalnya terbagi menjadi genre yang berbeda-beda, pertama adalah genre “oldies” yang dipengaruhi musik barat dan populer di era 60-an. Pada tahun 1970-an, musik rock diperkenalkan dengan pionirnya ialah Cho Yong-pil. Genre lain yang cukup digemari ialah musik Trot yang dipengaruhi gaya musik enka dari Jepang. dewa slot

Debut penampilan kelompok Seo Taiji and Boys pada tahun 1992 menandakan pada awal mula musik pop moderen di Korea yang dapat memberi warna baru dengan aliran musik rap, rock, techno Amerika. Suksesnya grup Seo Taiji and Boys diikuti dengan grup musik lain seperti Panic, dan Deux. Tren musik ini turut melahirkan banyak grup musik dan juga musisi berkualitas lain hingga saat ini. Musik pop dekade 90-an cenderung beraliran dance dan juga hip hop. Pasar utamanya ialah remaja sehingga dekade ini muncul banyak grup “teen idol” yang sangat digilai seperti CLON, H.O.T, Sechs Kies, S.E.S, dan g.o.d. Kebanyakan dari kelompok musik ini telah bubar dan anggotanya bersolo-karier. https://www.americannamedaycalendar.com/

Sejarah Musik Kpop

Pada tahun 2000-an pendatang-pendatang baru berbakat mulai bermunculan. Aliran musik R&B serta Hip-Hop yang berkiblat ke Amerika mencetak artis-artis semacam MC Mong, 1TYM, Rain, Super Junior, Big Bang yang cukup sukses di Korea dan juga di luar negeri. Beberapa artis underground seperti Drunken Tiger, Tasha (Yoon Mi-rae) juga mempulerkan warna musik kulit hitam tersebut. Musik rock masih tetap digemari di Korea ditambah dengan kembalinya Seo Taiji yang bersolo karier menjadi musisi rock sertaYoon Do Hyun Band yang sering menyanyikan lagu-lagu mengenai nasionalisme dan juga kecintaan terhadap negara. Musik techno memberi nuansa moderen yang tak hanya disukai di Korea saja, penyanyi Lee Jung-hyun dan juga Kim Hyun-joong bahkan mendapat pengakuan di Cina dan Jepang. Musik balada masih tetap memiliki pendengar yang paling banyak di Korea. Musik balada Korea pada umumnya dikenal dengan lirik sedih tentang percintaan, seperti yang dibawakan oleh Baek Ji Young, KCM, SG Wannabe, dan sebagainya. Musik balada umumnya digemari sebab sering dijadikan soundtrack drama-drama televisi terkenal seperti Winter Sonata, Sorry I Love You, Stairway to Heaven dan juga sebagainya.

Berbagai artis Korea menangguk kesuksesan yang ada di dunia internasional seperti BoA yang menembus Jepang dan juga digemari di banyak negara. Kemudian artis-artis lain seperti Rain,Se7en, Shinhwa, Ryu Shi-won, dan sebagainya berlomba-lomba untuk menaklukkan pasar musik yang ada di Jepang. Rain tercatat sebagai artis Asia pertama yang juga mengadakan konser internasional bertajuk RAINY DAY 2005 Tour, pada Madison Square Garden.

Sejarah music korea

Musik awal rakyat Korea diketahui dimainkan sebagai bagian dari upacara dan juga penyembahan pada dewa-dewa. Umumnya, bukti-bukti itu berasal dari sumber-sumber tertulis Cina kuno.

Sebab Semenanjung Korea menjorok dari benua Asia bagian timur laut, rakyat Korea telah melakukan pertukaran yang aktif sejak pada lama dengan bangsa Cina, Mongol, Jepang, Siberia dan juga Asia Tengah yang ikut mempengaruhi kesenian mereka.

Tiga Kerajaan (57 SM-668 M)

Rakyat Korea dikenal pandai menyanyi dan jugamenari sejak zaman kuno. Catatan pertama yang merekam mengenai kegemaran rakyat Korea bermusik ialah kitab sejarah Cina abad ke-3, San Guo Zhi. Bangsa Cina kuno menyebut nenek moyang orang Korea dalam artikel tulisan dengan judul “Barbarian dari Timur” atau Dong-yi. Dalam catatan tersebut tertulis:

“Setelah musim tanam selesai pada bulan ke-5, mereka selalu melakukan ritual menyembah dewa-dewa dengan membentuk kelompok, menari dan minum sampai malam tanpa istirahat. Alat musik yang mereka gunakan ialah lonceng yang dipukul seperti yang dipakai di Cina untuk menari. Pada bulan Oktober, sesudah selesai panen, mereka akan mengulangi ritual yang sama. Setiap desa memberikan persembahan pada dewa-dewa dengan petunjuk seorang pemimpin yang dinamakan cheonggun, yang dipilih oleh warga desa sendiri.            ”

Goguryeo (37 SM-668 M)

Rakyat kerajaan Goguryeo, yang tinggal di sebelah utara Semenanjung Korea dan juga Manchuria, dan dikenal pada zaman Cina kuno akan kemahiran menyanyi dan juga menarinya. Bangsawan Dinasti Sui dan Tang menyukai orkes musik dan juga tarian Goguryeo. Alat musik yang dimainkan pada Goguryeo antara lain ialah suling yang dinamakan dengan sebutan piri dan juga mandolin bersenar 5 yang dinamakan pipa yang diperkenalkan dari Asia Tengah. Seorang perdana menteri yang bernama Wang San-ak menulis ratusan buah lagu yang berdasarkan permainan alat musik Cina dan juga menemukan kecapi petik yang dinamakan dengan geomungo.

Silla (57 SM-668 M)

Pada kerajaan Silla, alat musik petik bersenar 12 yang dinamakan dengan gayageum dari Kerajaan Gaya menjadi terkenal. masyarakat Silla dapat menikmati lagu-lagu religius yang bertemakan agama Buddha ataupun sekuler. Musik asli mereka dinamakan dengan hyang-ak dan mendapat pengaruh musik Asia Tengah. Seorang musisi terkenal yang bernama Baek Gyeol menciptakan karya lagu Banga Taryeong yang sampai saat ini masih tetap dinyanyikan

Baekje (16 SM-660 M)

Musik dari kerajaan Baekje, negeri di sebelah barat daya Semenanjung Korea, kurang begitu dipahami. Akan tetapi diperkirakan, musiknya dipengaruhi oleh musik Cina. Berdasarkan catatan kuno, salah satu nomor musik istana yang masih dimainkan sampai pada saat ini, sujecheon (harfiah:”hidup abadi bagai surga”) didasarkan dari musik kuno Baekje yang mempunyai judul jeong-eup-sa atau kota Jeong-eup.

Gaya

Kerajaan Gaya paling dikenal akan kontribusinya terhadap penemuan alat musik petik yang bersenar 12. Alat musik ini menyebar ke berbagai kerajaan yang lain di sekitarnya dan dikenal dengan nama kecapi gaya atau juga gayageum.

Silla Bersatu (668-935)

Rakyat Silla Bersatu menikmati seni suara yang dinamakan hyangga atau musik asli. Hyangga ditulis berdasarkan dengan lirik yang bernuansa Buddhisme yang berisi mengenai doa dan puji-pujian kepada Buddha. Tema lainnya ialah mengenai sekuler dan kehidupan sehari-hari. Hyangga mencerminkan kesenian religius dan juga sentimen rakyat Silla Bersatu.

Dinasti Goryeo (935-1392)

Pada masa Dinasti Goryeo, musik Cina (dang-ak) dan juga musik upacara (Aak) berkembang pesat bersamaan dengan musik asli (hyang-ak). Musik ritual ditampilkan di dalam upacara keagamaan Konfusius bersama dengan tari-tarian. Berbagai jenis alat musik baru diciptakan atau juga diperkenalkan dari Cina. Jenis alat musik yang populer ialah gayageum, geomungo dan juga janggo.

Dinasti Joseon (1392-1910)

Lukisan “anak penari”, karya Kim Hong-do, Dinasti Joseon.

Sejarah Musik Kpop1

Musik pada masa Dinasti Joseon dibagi menjadi 2 jenis, yaitu musik istana (jeong-ak) dan juga musik rakyat (minsok-ak). Rakyat kelas atas dan juga istana mendengarkan musik istana, yang terdiri dari musik Cina (dang-ak), musik asli Korea (hyang-ak) dan juga musik ritual Konfusianisme (a-ak).

Periode terpenting untuk bidang musik pada masa Dinasti Joseon ialah masa pemerintahan Raja Sejong yang Agung (1418-1450). Kontribusi Raja Sejong terhadap perkembangan musik Korea dianggap monumental seperti prestasinya di dalam bidang politik dan juga ilmu pengetahuan. Ia mengembangkan sebuah pipa bambu yang dinamakan yulgwan untuk menandai pola titinada musik Korea, mendesain ulang alat musik, menciptakan musik baru dan juga menciptakan jeongganbo, sistem notasi musik pertama di Asia Timur.

Pada akhir periode Dinasti Joseon, popularitas musik istana semakin menurun, sementara itu musik rakyat dan juga drama tradisional seperti pansori dan juga changgeuk, berkembang pesat. Musik rakyat mulai diwariskan dari generasi ke generasi. Seni suara yang didasarkan dari lirik penyair terkenal seperti Kim Cheon-taek dan juga Kim Su-jang mulai populer di antara kaum bangsawan terpelajar.

Musik religius seperti musik agama Buddha dan juga Shamanisme semakin mempengaruhi genre musik rakyat Korea pada masa ini. Musik agama Buddha mengalami kebangkitan, antara lain dengan populernya permainan nomor musik yeongsan hoesang, dan juga musik religius yang terinspirasi dari peristiwa khotbah Buddha pada gunung Gridhrakuta di India. Bentuk syair yang berasal dari zaman Dinasti Goryeo, sijo, semakin untuk digemari. Sijo ialah syair pendek yang dilantunkan bersama permainan alat musik.

Seni Musik Asia Tengah
dartmouthdecibelles

Seni Musik Asia Tengah

Seni Musik Asia Tengah – Asia Tengah umumnya dipahami untuk mencakup wilayah enam negara: Afghanistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Namun pola penyelesaian dan hubungan budaya yang mendahului penetapan batas-batas politik saat ini berargumen untuk definisi wilayah yang lebih luas. Sebagai contoh, Uyghur, seorang Muslim, orang-orang berbahasa Turk yang wilayah tradisionalnya di Cina barat, memiliki kedekatan budaya lama dengan kelompok-kelompok Asia Tengah lainnya. Turkmenistan, yang terdiri dari kelompok etnis tituler Turkmenistan, sangat terwakili di wilayah Iran Khorasan yang mengapit Turkmenistan ke barat daya. Muslim Syiah Isma’ili di pegunungan Badakhshan, wilayah timur Tajikistan, berbagi tradisi budaya dan agama dengan Isma’ilis yang tinggal di Wilayah Utara Pakistan, Afghanistan, dan Cina barat yang berdekatan, serta di Khorasan dan bagian lain Iran.

Di luar Asia Tengah sendiri, komunitas diaspora yang diciptakan oleh emigrasi baru-baru ini telah menyebarkan pengaruh budaya dari wilayah tersebut jauh melampaui batas geografisnya. Beberapa musisi terbaik Afghanistan adalah di antara ratusan ribu warga Afghanistan yang melarikan diri ke Pakistan, dan kemudian beremigrasi ke Barat setelah invasi Soviet ke negara mereka pada 1979, dan kebangkitan Taliban pada 1990-an. Musisi terkemuka juga di antara puluhan ribu orang Yahudi Asia Tengah (“Bukharan”) yang meninggalkan Uzbekistan dan Tajikistan untuk bermukim kembali di New York City dan Tel Aviv ketika AS membuka perbatasannya dengan emigrasi Yahudi pada pertengahan 1970-an. Yahudi Asia Tengah telah lama hidup sebagai populasi minoritas berbahasa Persia di antara tetangga Muslim mereka. nexus slot

Seni Musik Asia Tengah

Memang, mayoritas populasi berbahasa Persia di Asia Tengah dan berbahasa Turki mengidentifikasikan dirinya dengan Islam sebagai praktik keagamaan yang aktif, warisan budaya, pandangan dunia yang menginformasikan kehidupan sosial sehari-hari, atau semua ini. Yang dikecualikan dari kelompok ini adalah orang-orang Slav yang berbahasa Rusia dan imigran non-Muslim lainnya yang mulai mengisi Asia Tengah setelah penaklukan Tsar di paruh kedua abad ke-19, dan selama era Soviet menyumbang setengah atau lebih dari populasi penduduk di kawasan itu. kota-kota besar. www.mrchensjackson.com

Sejarah Asia Tengah telah dibentuk oleh posisi strategisnya di persimpangan dua sumbu besar peradaban. Satu sumbu menunjuk barat daya, menuju budaya urban Iran yang canggih. Sumbu lainnya menunjuk ke timur laut, ke tempat yang disebut Turan — dunia nomaden di padang rumput Asia Bagian Dalam, tempat para penggembala yang berasal dari segudang klan Turki dan Mongolia menciptakan suksesi kerajaan stepa yang kuat. Iran vs Turan, menetap vs nomaden, urban dan vs stepa-penghuni – dalam stroke yang luas, pasangan yang kontras ini mewakili perbedaan pandangan dunia dan cara hidup yang bergema kuat dalam tradisi musik Asia Tengah meskipun berabad-abad dan ribuan tahun berbaur di antara beragam kelompok sosial.

Dalam budaya nomaden, penghibur yang sempurna adalah penyair, dan musik dicirikan oleh dimensi naratif yang kuat. Kisah-kisah epik sepanjang tiga puluh kali panjang Homer’s Iliad, dan karya-karya instrumental yang melodi dan ritme tanpa kata-kata mengaitkan kisah-kisah yang dicintai melalui semacam onomatopoeia musikal semuanya mencerminkan sensibilitas nomaden. Spiritualitas nomaden tradisional mengaitkan kekuatan spiritual dengan serangkaian fenomena alam dan makhluk hidup, dan musik nomaden dan pembuatan suara sering berfungsi sebagai sarana untuk mewakili dan mengakses kekuatan roh.

Sebaliknya, musik para penghuni menetap mencerminkan dampak mendalam Islam sebagai kekuatan spiritual dan budaya. Artefak utama dari pertunjukan musik adalah elaborasi dan hiasan kata dan teks dengan suara yang indah. Penyanyi biasanya disertai oleh ansambel kecil instrumen campuran yang hampir selalu mencakup perkusi. Keindahan suara juga dapat diwakili secara simbolis oleh instrumen solo seperti kecapi dipetik, biola, atau seruling, yang mereproduksi hiasan kerawang dan karakteristik ornamen dari penyanyi hebat.

Pada tahun-tahun setelah Revolusi Bolshevik tahun 1917, Uni Soviet berusaha membawa transformasi mendasar dalam organisasi, transmisi, dan ekspresi budaya asli di antara penduduk kekaisarannya yang luas. Sejak awal periode pasca-Soviet, musisi di seluruh Asia Tengah telah berusaha untuk memulihkan dan menghidupkan kembali tradisi musik yang lebih tua sebagai tanggapan terhadap minat yang meningkat pada warisan budaya mereka, baik di kalangan penduduk lokal maupun orang luar. Tradisi-tradisi ini berakar dalam pada praktik-praktik musikal lokal, tetapi tidak satu pun dari mereka yang “murni.” Sejarah panjang kontak dan pertukaran Asia Tengah dengan budaya lain terus berkembang di zaman kita sekarang. Dan sebagai musisi yang penampilannya menjadi hidup di Music of Central Asia meninggalkan jejak kreatif mereka sendiri pada warisan musik di kawasan itu, tidak ada keraguan bahwa musik tradisional otentik tetap selamanya kontemporer.

Dua tradisi musik yang berbeda namun saling melengkapi yang diinformasikan oleh cara hidup nomaden atau menetap keduanya diwakili di Music of Central Asia. The Tengir-Too adalah ansambel baru yang memainkan musik lama. Kelompok ini mengambil namanya dari pegunungan yang menjulang di atas alpine melewati yang menghubungkan Kirgistan dan Cina, dan lebih dikenal dengan nama Cina, Tien Shan: “Celestial Mountains.” Didirikan dan disutradarai oleh Nurlanbek Nyshanov, seorang komposer, arranger, dan multi-instrumentalis berbakat, Tengir-Too (Too diucapkan seperti “toe”) menyediakan laboratorium hidup bagi upaya Nyshanov untuk menemukan suara musik Kirgistan di pasar budaya kontemporer. Musik Kirgizstan berakar pada sensibilitas pengembara yang mendiami lanskap spektakuler pegunungan, danau, dan padang rumput yang masih asli di mana energi unsur-unsur angin, air, dan gema, keberadaan burung dan hewan di mana-mana, dan prestasi pahlawan yang legendaris telah mengilhami seni dan teknologi pembuatan suara yang luar biasa.

Seni Musik Asia Tengah1

Sebaliknya, suara-suara yang lebih menghiasi kota muncul dari Maqâm-i Râst, salah satu dari enam maqâms, atau suites, yang merupakan perbendaharaan musik klasik Asia Tengah yang terorganisasi secara sistematis yang dikenal sebagai Shashmaqâm (enam maqâms). Dalam Shashmaqâm, karya-karya instrumental, lagu liris, puisi kontemplatif, dan tarian semuanya diikat bersama dalam konsep artistik yang luas namun terintegrasi tentang kehalusan hebat dan keindahan mendalam. Akar Shashmaqâm terkait paling kuat dengan Samarkand dan Bukhara — kota-kota yang secara historis multikultural di mana para penampil dan penontonnya termasuk orang-orang Tajik, Uzbek, dan Yahudi Asia Tengah (Bukharan). Para pemain Shashmaqâm biasanya bilingual dalam bahasa Uzbek — bahasa Turki — dan Tajik — dialek timur bahasa Persia — dan menyanyikan teks puitis dalam kedua bahasa. Namun, selama era Soviet, Shashmaqâm dikloning menjadi dua perbendaharaan yang berbeda— “Shashmaqâm” Uzbek, dengan teks-teks puitis eksklusif bahasa Uzbekistan, dan Shashmaqâm “Tajik”, dengan teks-teks puitis eksklusif berbahasa Tajik. Baik di Uzbekistan maupun Tajikistan, versi lokal Shashmaqâm menjadi simbol penting identitas budaya nasional.

Seni Musik Asia Timur
dartmouthdecibelles

Seni Musik Asia Timur

Seni Musik Asia Timur – Asia Timur dapat dipandang sebagai salah satu dari empat besar di antara wilayah budaya dunia yang umumnya melek kota. Tiga lainnya adalah Asia Selatan, Timur Tengah, dan Eropa. Di sekitar masing-masing budaya regional utama ini, kita dapat menemukan banyak sistem musik satelit yang dikenal sebagai bentuk nasional. Dalam kebanyakan kasus, konsep musikal fundamental dari bentuk nasional seperti itu mencerminkan cita-cita dasar inti budaya. Sebagai contoh, musik-musik Iran dan Mesir adalah satu keluarga, seperti yang dari Perancis dan Swedia atau Cina dan Jepang. Tambahan kelima yang mungkin untuk konsep “empat besar” adalah budaya musik Asia Tenggara yang ditandai dengan penggunaan gong yang dikunci. Dokumen-dokumennya tentang teori musik dari abad ke-18 hingga ke-20 menggabungkan konsep Asia Selatan dan Timur dengan wawasan asli. Aspek yang paling khas adalah jenis instrumennya dan ansambel dan bentuk yang dihasilkan.

Menggunakan jenis instrumen saja sebagai ukuran, kadang-kadang mungkin untuk mencatat pengaruh budaya dan campuran tradisi utama dalam unit yang lebih kecil. Sebagai contoh, struktur fisik dan posisi permainan berbagai instrumen yang tertekuk di daratan Asia Tenggara seringkali dapat menandai dengan jelas pengaruh Cina, seperti di Vietnam, atau bentuk-bentuk Muslim dan Cina dalam pertemuan, seperti dalam berbagai kecupan membungkuk dari ansambel ansambel di Kamboja dan Thailand. Dengan cara yang sama, penampilan gong pipih di daratan Asia Tenggara menunjukkan hubungan Cina, sedangkan gong yang menonjol jelas berasal dari budaya Asia Tenggara. slot

Seni Musik Asia Timur

Konsep musik

Jika seseorang beralih ke perbedaan dalam gaya musik, salah satu pertanyaan pertama yang muncul adalah “Apa itu musik?” Dua definisi dasar akan cukup untuk diskusi ini. Definisi pertama adalah budaya: peristiwa sonik dapat disebut musik jika orang yang menggunakannya menyebutnya musik, terlepas dari reaksi seseorang sendiri terhadapnya. Demikian pula, peristiwa-peristiwa tertentu yang terdengar musik untuk telinga asing bukanlah musik secara budaya jika tidak diterima oleh pembawa budaya asli. Contoh yang baik dari situasi seperti ini ditemukan di Timur Tengah, di mana bernyanyi tidak pernah diizinkan di masjid, meskipun orang dapat mendengar pertunjukan dan bahkan membeli catatan “bacaan” dari Al-Qur’an. Masalah budaya dan fungsional seperti definisi jarang muncul dalam musik Asia Timur, dan definisi yang lebih netral sesuai. Peristiwa bunyi dapat dianggap dan dipelajari sebagai musik jika menggabungkan unsur-unsur nada, ritme, dan kenyaringan sedemikian rupa sehingga mereka berkomunikasi secara emosional, estetis, atau secara fungsional pada tingkat yang melampaui atau tidak terkait dengan komunikasi ucapan. Mereka yang telah tersentuh oleh lagu cinta atau ratapan dapat menghargai beberapa implikasi dari pandangan musik seperti itu. Ketika mendengarkan musik “eksotis” —yaitu, tradisi di luar latar belakang seseorang — penting untuk diingat bahwa nilai-nilai transendental seperti itu bekerja untuk pendengar alien serta bagi pendengar yang akrab dengan bahasa musik tertentu yang digunakan. https://www.mrchensjackson.com/

Ada banyak jenis musik di dunia, tiga istilah yang paling umum adalah musik folk, popular, dan art. Musik rakyat dan musik populer memiliki bentuk-bentuk asli dan campuran mereka di Asia (seperti di seluruh dunia saat ini), tetapi dalam tradisi seni melek Asia, perbedaan sejarah dan musik dapat dibuat dengan sangat jelas. Dalam konteks diskusi ini, musik seni didefinisikan sebagai sebuah tradisi yang, sampai taraf tertentu, memiliki dasar teori yang sadar dan rasa repertoar yang dimainkan dengan standar tertinggi yang dimiliki oleh pendengar asli yang memiliki informasi. Pelaku seringkali seorang profesional, dan mungkin ada kedalaman historis yang diketahui bagi tradisi. Dengan demikian, mungkin ada musik seni dalam banyak budaya nonliterate seperti Aborigin Australia dan pengadilan suku Afrika. Di sini, bagaimanapun, perhatian utama adalah dengan salah satu kota besar, budaya melek huruf dan tiga varian nasionalnya. Sebelum melihat sistem musik ini secara terperinci, ada baiknya membandingkan seluruh budaya dengan tiga besar “besar” lainnya, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Eropa.

Sistem teoritis

Keempat budaya melek utama, dalam bentuk kuno mereka, memberikan tekanan kuat pada kualitas musik yang luar biasa. Misalnya, studi tentang konsep-konsep seperti kekuatan getaran (dalam teori musik India kuno) dan hubungan antara musik dan unsur-unsur lain di alam semesta (dalam catatan Asyur serta dalam tulisan-tulisan para sarjana Eropa abad pertengahan) dapat dicocokkan dengan Asia Timur dengan upaya bersama para ahli musik dan astrolog Cina untuk membawa musik kekaisaran selaras dengan alam semesta.

Selain itu, keempat budaya mengembangkan teori musik berbasis matematis dan akustik. Pitches yang diproduksi dengan membagi panjang string adalah dasar dari tiga teori musik non-Asia Timur. Akustik string juga dikenal di Cina, tetapi tulisan-tulisan Asia Timur menggunakan nada dari tabung bambu end-blown untuk menggambarkan sistem mereka. Sangat menarik bahwa, apa pun asalnya, teori-teori Timur Tengah dan Asia Selatan menghasilkan sistem nada yang sangat bervariasi sementara kedua ujung benua lama (yaitu, Barat dan Cina) menghasilkan 12 nada berdasarkan pada siklus nada yang dipisahkan oleh 5 nada ( seperti C ke G ke D di Barat). Siklus perlima ini menghasilkan 12 nada yang secara matematis benar, tetapi nada ke-13 tidak cocok dengan nada 1. Di Barat ini apa yang disebut “koma Pythagoras” menjadi mengganggu ketika musik Barat berorientasi pada suara-suara vertikal yang disebut harmoni di mana jarak antara nada dalam akord harus sama di setiap tombol. Pada abad ke-17 akustikus Barat mengembangkan formula yang memungkinkan mereka melewati sistem nada “alami” dengan membuat semua nada sama. Formula yang sama ditemukan oleh ahli matematika dan musik Cina, Zhu Zaiyu, pada akhir abad ke-16; tetapi penyetelan “pemarah” seperti itu tidak diterima dalam praktik musik Cina sampai baru-baru ini, ketika gaya musik Barat digabungkan dengan tradisi asli. Inilah salah satu alasan mengapa musik Asia terkadang terdengar “tidak selaras” di telinga Barat.

Seni Musik Asia Timur1

Basis ilmiah musik dibentuk kembali oleh masing-masing budaya menjadi suatu sistem yang memenuhi kebutuhan dan selera. Ada perbedaan suara, instrumentasi, dan bentuk musik Barat dan Timur. Namun, jika keajaiban varian seperti itu harus dihargai sepenuhnya, harus dipahami bahwa musik sebenarnya bukan bahasa internasional. Ini terdiri dari seluruh rangkaian sistem tertutup yang sama logis tetapi terkadang sangat berbeda. Kata closed digunakan untuk mengartikan bahwa aspek musik berhubungan sempurna dalam sistem yang diberikan, tetapi mereka sering terbukti sulit atau tidak mungkin untuk ditransfer ke sistem lain.

Dalam cahaya ini, suatu bagian tertentu dari musik Cina ketika dianalisis atau dinilai dengan logika Beethoven adalah kekacauan, tetapi Beethoven tampaknya sama-sama tidak logis ketika dilihat dalam konteks Cina, atau dalam hal ini teori musik India. Bentrokan antar budaya semacam itu dapat dibangun antara hampir semua sistem yang lebih besar. Dalam konteks ini, orang dapat melihat bahwa musik China secara tradisional lebih asing bagi musik Timur Tengah atau India daripada Barat, meskipun secara historis ia memiliki hubungan yang lebih dekat dengan dua lainnya. Tentu saja ada banyak konsep dan gaya musik lain yang melintasi Jalur Sutra antara Cina dan bagian Asia lainnya, yang dibahas dalam artikel musik Tiongkok.

Seni Musik Asia Tenggara
dartmouthdecibelles

Seni Musik Asia Tenggara

Seni Musik Asia Tenggara – Seni Asia Tenggara, seni sastra, seni pertunjukan, dan visual Asia Tenggara. Meskipun perkembangan budaya daerah tersebut pernah didominasi oleh pengaruh India, sejumlah sifat kohesif mendahului pengaruh India. Pertanian padi, atau padi, pertanian, metalurgi, navigasi, pemujaan leluhur, dan pemujaan yang berkaitan dengan gunung-gunung adalah asli dan tersebar luas, dan bentuk-bentuk seni tertentu tidak berasal dari India — misalnya, tekstil batik, orkestra gamelan, dan teater boneka wayang —Sangat populer.

Istilah Asia Tenggara mengacu pada semenanjung besar Indocina dan kepulauan yang luas dari apa yang kadang-kadang disebut Hindia Timur. Wilayah ini dapat dibagi lagi menjadi daratan Asia Tenggara dan Asia Tenggara yang terpencil. Unit politik yang terkandung di wilayah ini adalah Myanmar (Burma), Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Filipina. Filipina pada awalnya tidak dimasukkan, karena sejarah Filipina tidak mengikuti pola sejarah umum Asia Tenggara, tetapi, karena posisi geografisnya dan kedekatan budaya dengan budaya Asia Tenggara, sekarang biasanya dianggap sebagai timur. pinggiran Asia Tenggara. slot online

Pola geografis dan iklim yang umum berlaku di seluruh Asia Tenggara dan telah menghasilkan pola pemukiman dan pengembangan budaya tertentu. Orang gunung umumnya memiliki budaya yang berbeda dari penduduk penghuni lembah.

Seni Musik Asia Tenggara

Pembagian musik umum ada antara daerah perkotaan dan pedesaan di Asia Tenggara. Pusat-pusat kota terdiri dari pulau-pulau Jawa dan Bali dan tempat-tempat di Thailand, Laos, Kamboja, dan Myanmar, tempat ansambel besar keluarga gong bermain untuk upacara pengadilan dan upacara kenegaraan. Daerah pedesaan termasuk pulau-pulau lain dan tempat-tempat terpencil, di mana ansambel yang lebih kecil dan instrumen solo memainkan musik yang lebih sederhana untuk pesta desa, upacara penyembuhan, dan kegiatan sehari-hari. Di kota-kota dan kota-kota yang dipengaruhi oleh epos Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata, sandiwara dan tarian bertopeng menggunakan musik memainkan peran komunal yang penting, sementara di daerah yang kurang urban, sebagai pengganti drama musik, nyanyian dan lagu dalam penyembahan roh dan ritual dinyanyikan di lingkungan eksklusif — prosesi ritual di hulu Kalimantan, upacara minum-minum di hutan Palawan, sebuah pesta di dataran tinggi Luzon. www.benchwarmerscoffee.com

Di kedua wilayah, pengaturan fisik biasanya adalah udara terbuka — di halaman kuil dan halaman, di bawah naungan pohon-pohon besar, di halaman rumah dan halaman umum, ladang dan tempat terbuka. Banyak alat musik terbuat dari produk alami dari lingkungan tropis, dan suaranya adalah produk dari lingkungan ini. Dengan demikian, musik dari bel, sitar, dan kecapi mirip dengan suara yang terdengar di vegetasi tropis Asia Tenggara. Di Bali, misalnya, cara-cara khusus melantunkan dan suara ansambel kecapi Yahudi (genggong) meniru suara kodok dan suara binatang.

Hubungan dengan institusi sosial

Musik di Asia Tenggara sering terkait dengan upacara yang berhubungan dengan agama, negara, festival komunitas, dan urusan keluarga. Di Jawa, pesta-pesta Islam yang penting, seperti ulang tahun Muhammad atau akhir bulan puasa Ramadhan, serta upacara animisme yang menandai panen dan siklus kehidupan manusia, dirayakan dengan permainan wayang kulit (wayang [wajang]). Di Bali, orkestra gamelan gong membuka upacara dan menyediakan sebagian besar musik untuk pesta pura. Gamelan selunding, ansambel dengan metalofon kunci-besi (seperti xylophone tetapi dengan kunci logam), memainkan musik ritual, dan gamelan angklung, disebut demikian karena sebelumnya termasuk kerincingan tabung, atau angklung, digunakan untuk menemani prosesi panjang ke pemandian simbolik. dekat sungai.

Di tempat yang sekarang merupakan Semenanjung Malaysia, orkestra istana, atau bangsawan, diadakan hampir sama sakralnya dengan kekuatan sultan sendiri. Di antara Bidayuh dan Iban di Kalimantan, nyanyian upacara dinyanyikan dalam pesta terkait dengan penanaman padi, panen, dan menghormati pertanda burung kenyalang (badak rangkong) dan arwah lainnya.

Hubungan musik dengan tari dan teater

Dalam drama bertopeng Thailand, atau khon, penari, paduan suara, penyanyi solo, dan orkestra semuanya terkoordinasi. Para musisi mengetahui gerakan tarian klasik dan mengoordinasikan frasa musik dengan pola, belokan, dan gerakan tarian. Dalam permainan wayang kulit, atau nang sbek, penari, yang memanipulasi wayang kulit, harus menjaga gerakan kakinya sesuai dengan pelafalan vokal. Selama jeda di mana ansambel gong memainkan jeda, penari harus mengubah langkah-langkah yang sesuai. Secara umum, ketika ada nyanyian solo, ansambel instrumental tetap diam atau memainkan hanya beberapa instrumen berbeda dengan selingan dari pertunjukan akrobatik atau adegan pertempuran, ketika orkestra penuh menempel pada semua instrumen. Dalam tarian Bali, gerakan tubuh, langkah, dan arah bergantung pada pukulan gendang dan sinyal dari balok kayu (keprak) dan simbal (cengceng). Para penari umumnya berlatih dengan para musisi untuk mengetahui dengan tepat kapan perubahan koreografi terjadi.

Sebagai teater, kisah Ramayana dan Mahabharata memiliki dukungan musik yang berbeda, tergantung pada negaranya. Di Bali, pertunjukan wayang Mahabharata disajikan dengan iringan kuartet metalofon yang dikenal sebagai gender wayang. Di Kamboja, di mana preferensi adalah untuk cerita Ramayana (yang disebut Ramker di Kamboja), musiknya adalah ansambel gong penuh mirip dengan ansambel pi phat Thailand, sementara di Myanmar, orkestra perkusi drum dan gong dalam bingkai melingkar mengiringi bernyanyi, menari, dan dialog di semua jenis permainan.

Tradisi dan latihan musik

Musik vokal

Peran suara dalam pembuatan musik berbeda dari musik Eropa baik dalam konsep maupun eksekusi. Suara pria dan wanita masing-masing tidak dibagi menjadi rentang tinggi dan rendah tetapi digunakan untuk kualitas warna mereka. Dalam permainan wayang Jawa, misalnya, narator (dalang) mengasumsikan banyak kualitas menyanyi dan berbicara untuk menggambarkan berbagai karakter dan adegan. Arjuna, pahlawan utama wayang, diwakili dengan suara yang jelas, berbicara dengan nada tunggal. Boneka dengan tubuh yang lebih besar diberikan suara yang lebih rendah dan resonan. Dalam permainan topeng Thailand tidak ada keinginan untuk menghasilkan nada terbuka penuh, seperti dalam bahasa Italia bel canto. Ketegangan vokal menyumbang nuansa nyanyian “sengau” yang dapat dilihat dalam rekaman komersial musik Thailand, Jawa, Kamboja, dan Vietnam. Dalam orkestra Jawa (gamelan) suaranya mencoba meniru nasalitas rebab dua senar. Di Bali, penggunaan khusus suara laki-laki adalah dalam kecak, sebuah ritual di mana kelompok-kelompok yang duduk dalam lingkaran konsentris menggabungkan suku kata yang diucapkan dengan jelas menjadi frasa berirama yang berdenyut. Di lingkungan desa di antara Kalinga Luzon, di Filipina, menyanyi, berbicara, atau membisikkan vokal begitu halus hingga mengaburkan garis perbatasan antara ucapan dan lagu. Di Pulau Flores Indonesia, nyanyian pemimpin-paduan suara, dengan paduan suara dibagi menjadi dua bagian atau lebih, disertai dengan nada yang panjang (drone) atau oleh melodi berulang, fragmen ritmik (ostinato). Di Borneo, atau Mindanao dan Luzon di Filipina, seorang pria atau wanita dapat menyanyikan sebuah epik atau lagu cinta dalam suara alami dengan sedikit atau tanpa upaya untuk mengadolakannya. Nyanyian epik, dengan garis melodi panjang atau pendek, berlangsung selama beberapa malam, dan beberapa suara bergumam untuk memberikan kata-kata dan artinya teduh tertentu. Lebih jauh, sensualitas dalam kualitas nyanyian Islami dicapai melalui penggunaan nuansa suara vokal, bukaan vokal, dan kejernihan nada seperti lonceng.

Musik instrumental

Meskipun orkestra gong yang terdiri dari gong, metalofon, dan xilofon mengikat Asia Tenggara menjadi satu kelompok budaya musik, jenis-jenis ansambel dan suara yang mereka bentuk dapat diklasifikasikan ke dalam empat area. Jawa dan Bali membentuk satu unit karena penggunaan instrumen perunggu yang dominan dalam orkestra yang membuat satu suara homogen.

Seni Musik Asia Tenggara1

Thailand, Laos, dan Kamboja membentuk subdivisi lain, dengan keluarga alat musik menghasilkan suara yang heterogen: kelompok perunggu membuat suara yang perlahan membusuk, xilofon kayu memainkan suara pendek, dan buluh meniup melodi yang menembus disertai dengan kelompok keempat simbal, drum, dan gong lainnya. Orkestra Burma berbeda dari kelompok Indonesia dan Thailand dengan penggunaan unik deretan drum yang disetel (kadang-kadang disebut lingkaran drum), dengan suara yang terdiri dari serangan tajam dan gelombang cepat menghilang. Area keempat, Indonesia, Malaysia, dan Filipina, menggunakan beberapa jenis gong yang ditangguhkan dan diletakkan secara horizontal. Gong ini menghasilkan berbagai kombinasi suara. Di Nias, sebuah pulau di sebelah barat Sumatra, satu kelompok yang terdiri dari tiga gong yang sangat tergantung memainkan tiga irama suara yang homogen. Gong ditangguhkan dengan pelek lebar dan tombol tinggi (atau bos) dimainkan sendiri, dengan gong lain atau dengan drum di pulau Mindanao dan Palawan Filipina dan pulau

Kalimantan Indonesia (Kalimantan). Gong yang diletakkan berjajar, disebut kulintang, adalah instrumen melodi yang diiringi oleh kelompok perkusi. Melodi yang paling berkembang ditemukan di Mindanao, dan wilayah penyebarannya meluas ke Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi, di Indonesia. Set gong yang disetel yang ditemukan di seluruh Asia Tenggara juga disebut gong chimes, gong ceret, dan gong berturut-turut.

Seni Musik Thailand
dartmouthdecibelles

Seni Musik Thailand

Seni Musik Thailand – Musik Thailand mencerminkan posisi geografisnya di persimpangan Cina dan India, dan mencerminkan rute perdagangan yang secara historis termasuk Persia, Afrika, Yunani, dan Roma. Alat musik tradisional Thailand bervariasi dan mencerminkan pengaruh kuno dari jauh – termasuk klong thap dan khim (asal Persia), jakhe (asal India), klong jin (asal Cina), dan klong kaek (asal Indonesia). Meskipun Thailand tidak pernah dijajah oleh kekuatan kolonial, musik pop dan bentuk-bentuk lain dari musik Asia, Eropa dan Amerika modern telah menjadi sangat berpengaruh. Dua gaya paling populer dari musik tradisional Thailand adalah luk thung dan mor lam; yang terakhir khususnya memiliki kedekatan dekat dengan musik Laos.

Selain dari Thailand, etnis minoritas seperti Lao, Lawa, Hmong, Akha, Khmer, Lisu, Karen dan Lahu telah mempertahankan bentuk musik tradisional. premium303

Seni Musik Thailand
Circle Structure Music Points Clef Pattern Heart

Musik klasik

Musik klasik Thailand identik dengan ansambel dan repertoar bergaya yang muncul dalam bentuk mereka sekarang di pusat-pusat kerajaan Thailand Tengah sekitar 800 tahun yang lalu. Ensembel ini, walaupun dipengaruhi oleh praktik lama dan repertoar dari India, saat ini adalah ekspresi khas Thailand. Sementara tiga ansambel klasik primer, Piphat, Khrueang sai dan Mahori berbeda dalam cara yang signifikan, mereka semua berbagi instrumentasi dasar dan pendekatan teoretis. Masing-masing menggunakan simbal tangan ching kecil dan tongkat kayu krap untuk menandai referensi beat primer. Musik klasik Thailand memiliki pengaruh luas pada tradisi musik di negara-negara tetangga. Musik tradisional Myanmar sangat dipengaruhi oleh repertoar musik Thailand, yang disebut Yodaya (ယိုးဒယား), yang dibawa dari Kerajaan Ayutthaya. Ketika Siam memperluas pengaruh politik dan budayanya ke Laos dan Kamboja selama periode awal Rattanakosin, musiknya dengan cepat diserap oleh pengadilan Kamboja dan Laos. Seperti yang dijelaskan Frédéric Maurel: https://www.benchwarmerscoffee.com/

“Dari penutupan abad kedelapan belas dan sampai abad kesembilan belas, sejumlah halaman Khmer, penari wanita klasik, dan musisi belajar dengan ajarn Thailand (master atau guru) di Kamboja. Kehadiran elit Thailand ini di Kamboja berkontribusi pada perkembangan pengaruh budaya Thailand yang kuat di kalangan kelas atas Khmer.Selain itu, beberapa anggota keluarga kerajaan Khmer pergi ke pengadilan Thailand dan mengembangkan hubungan dekat dengan bangsawan Thailand yang berpendidikan, serta beberapa penyair istana. Tautan budaya seperti itu sangat kuat sehingga , di beberapa bidang, orang mungkin menggunakan istilah ‘Siamization’ dalam merujuk pada proses penyerapan budaya di pengadilan Khmer pada waktu itu. ”

Beberapa jenis drum kecil (klong) digunakan dalam ansambel ini untuk menguraikan struktur ritme dasar (natab) yang diselingi pada akhirnya oleh pemukulan gong (mong) yang ditangguhkan. Terlihat dalam formulasinya yang paling mendasar, orkestra Thailand klasik memiliki pengaruh yang sangat kuat pada pinpeat dan ensemble mahori Kamboja, dan secara struktural mirip dengan orkestra lain yang ditemukan dalam budaya musik gong-chime Asia Tenggara yang tersebar luas, seperti gamelan besar Bali dan Jawa, yang kemungkinan besar memiliki akar yang sama dalam difusi drum perunggu Dong-Son Vietnam dimulai pada abad pertama.

Repertoar klasik Thai tradisional bersifat anonim, diturunkan melalui tradisi lisan pertunjukan di mana nama-nama komposer (jika, memang, potongan-potongan secara historis diciptakan oleh penulis tunggal) tidak diketahui. Namun, sejak awal periode Bangkok modern, nama komposer telah dikenal dan, sejak sekitar pergantian abad, banyak komponis besar telah mencatat karya mereka dalam notasi. Musisi, bagaimanapun, membayangkan komposisi dan notasi ini sebagai bentuk generik yang diwujudkan secara penuh dalam variasi istimewa dan improvisasi dalam konteks pertunjukan.

Piphat

Musik klasik Thailand yang paling umum dan ikonik yang melambangkan tarian naga-naga legendaris Thailand, orkestra berukuran sedang termasuk dua xylophone (ranat), oboe (pi), drum drum (klong) dan dua set bundar gong-lonceng horizontal yang disetel ( khong wong lek dan khong wong yai). Piphat dapat dilakukan dalam gaya luar yang keras menggunakan palu keras (Piphat mai khaeng; ปี่พาทย์ ไม้แข็ง) atau dalam gaya dalam ruangan menggunakan palu empuk (Piphat mai nuam; ปี่พาทย์ ไม้นวม).

Ada beberapa jenis ansambel piphat mulai dari ukuran dan orkestrasi, masing-masing jenis biasanya dikaitkan dengan tujuan upacara khusus. Ansambel piphat yang sangat dihiasi yang menampilkan gong-chime vertikal setengah lingkaran yang diukir dan dilukis secara tradisional dikaitkan dengan upacara pemakaman dan kremasi kelompok etnis Mon. Versi berbeda dari ansambel piphat digunakan untuk mengiringi bentuk-bentuk spesifik dari drama tradisional Thailand seperti teater boneka bayangan besar (nang yai) dan drama tari khon.

Khrueang sai

Orkestra khrueang sai mengkombinasikan beberapa perkusi instrumen tiup piphat dengan bagian senar yang diperluas termasuk saw duang (kecapi dua senar lengkung bernada tinggi), sawu bernada rendah (bute lute) dan tiga senar chakee (sitar yang dipetik). Selain instrumen-instrumen ini adalah khlui (flute fipple vertikal) dalam beberapa ukuran dan rentang, drum piala (thon-rammana) dan, kadang-kadang, dulcimer Cina kecil yang dipalu (khim). Ansambel khrueang sai terutama digunakan untuk pertunjukan dalam ruangan yang instrumental dan untuk mengiringi Thai hoon grabok (teater tongkat-boneka), sebuah genre yang sangat dipengaruhi oleh gaya boneka Cina. Oleh karena itu, penambahan instrumen senar Cina yang terdengar dalam ansambel khrueang sai dibayangkan, oleh orang Thailand, sebagai rujukan ke kemungkinan asal-usul Cina dari bentuk teater ini.

Mahori

Ensembel klasik utama Thailand yang ketiga adalah Mahori, yang secara tradisional dimainkan oleh wanita di pengadilan di Thailand Tengah dan Kamboja. Secara historis, ansambel menyertakan instrumen yang lebih kecil, yang dianggap sesuai, untuk membangun pemain perempuan. Hari ini ansambel menggunakan instrumen berukuran biasa — kombinasi instrumen dari kedua sinetron Khrueang dan Piphat tetapi tidak termasuk pi oboe yang keras dan agak cempreng. Ensembel, yang dilakukan dalam tiga ukuran — kecil, sedang, dan besar — ​​termasuk tiga senar biola saw sai, sebuah kecapi yang ditundukkan dengan nada menengah, ditekuk dengan tali sutra. Dalam konteks ansambel Mahori, maka sam sai menyertai sang vokalis, yang memainkan peran yang lebih menonjol dalam ansambel ini daripada dalam orkestra Thailand klasik lainnya.

Sementara musik klasik Thailand agak tidak disukai sebagai tidak modern dan terbelakang selama kebijakan modernisasi nasionalis agresif Thailand pada pertengahan abad ke-20, seni klasik baru-baru ini mendapat manfaat dari peningkatan sponsor dan pendanaan pemerintah serta minat populer seperti yang diungkapkan dalam film seperti Homrong: The Overture (2003), biografi fiksi populer dari pemain xilofon tradisional terkenal (ranat ek).

Luk thung

Luk thung, atau musik country Thailand, dikembangkan pada pertengahan abad ke-20 untuk mencerminkan cobaan dan kesengsaraan sehari-hari masyarakat pedesaan Thailand. Pongsri Woranut dan Suraphol Sombatcharoen adalah bintang-bintang besar pertama di genre ini, menggabungkan pengaruh dari, Asia. Banyak seniman paling populer datang dari pusat kota Suphanburi, termasuk megastar Pumpuang Duangjan, yang memelopori luk thung elektronik. Akhir 90-an menyaksikan kebangkitan komersial dari Luk Thung, dan versi genre yang dipengaruhi arus listrik dari pop tetap bentuk musik paling populer di negara itu.

Seni Musik Thailand1

Mor Lam

Mor lam adalah musik rakyat yang dominan di wilayah timur laut Isan Thailand, yang sebagian besar penduduknya adalah orang Laos. Ini memiliki banyak kesamaan dengan luk thung, seperti fokusnya pada kehidupan orang miskin pedesaan. Hal ini ditandai dengan vokal berirama yang cepat, dan nuansa funk pada perkusi. Vokalis utama, juga disebut mor lam, paling sering ditemani oleh khaen, juga dikenal sebagai khene.

Ada sekitar lima belas variasi regional dari mor lam, ditambah versi modern seperti mor lam sing. Beberapa konservatif mengkritik ini sebagai komersialisasi budaya tradisional.

Kemarahan

Orang-orang Isan juga dikenal karena amarah, yang jauh kurang terkenal daripada mor lam. Kantrum dimainkan oleh Khmer yang tinggal di dekat perbatasan dengan Kamboja. Ini adalah musik dansa yang cepat dan sangat tradisional. Dalam bentuknya yang paling murni, cho-kantrum, penyanyi, perkusi dan tro (sejenis biola) mendominasi suara. Bentuk yang lebih modern menggunakan instrumentasi listrik muncul pada pertengahan 1980-an. Belakangan dalam dekade itu, Darkie menjadi bintang genre terbesar, dan ia menyeberang ke pasar utama pada 1990-an.